SINOPSIS DAN KATA PENGANTAR
Sinobsis
Gerbang sekolah dibuka, mimpi harus dijaga, harapan harus digapai—cerita akan dimulai.
Kisah 5 sekawan—Aji, Wildan, Dafa, Salman, dan Firman—yang berada dalam satu sekolah, satu kelas, dan satu kelompok. Tetapi berbeda-beda setiap latar belakangnya.
Ada yang miskin ingin kaya.
Ada juga yang kaya ingin membuang nilai kekayaannya.
Ada yang bodoh ingin pintar.
Ada pula yang pintar ingin membuang beban kepintarannya.
Berawal dari kisah anak miskin dari pinggiran kota, kisah anak kaya dari perumahan elit, kisah anak tampan dan menawan, kisah anak pintar dan berbakat, hingga kisah anak riang dan pelawak.
Semua seakan terlihat positif. Tetapi jangan lupa, dunia pun selalu menyimpan sisi
negatif.
Kata Pengantar :
Bagaimana menceritakan kejadian yang saya pernah alami dan diiringi dengan komedi garing? Awal mulanya saya tak pernah berpikir untuk membuat novel. Tetapi semakin kesana, saya semakin kesini. Saya mencoba membuat novel dengan mengkombinasikan keduanya dan jreng-jreng! Ga jadi hahaha!
Novel ini tidak ada kaitannya dengan kisah saya apalagi kisah sehariannya. Tetapi pasti ada momen-momen penting yang mungkin otak saya tak bisa hapus itu momen. Macam momen pertama kali datang ke sekolahnya, temen saya yang entah kenapa ia melempar telepon genggamnya layaknya shuriken, lari-lari bagai penjahat saat Para OSIS mengejar saya waktu berkemah—gara-gara teman saya curi lobster woi lah, memenangkan classmeet, study tour, dan masih banyak lagi!
Tetapi jikalau hanya menceritakan kejadian yang saya alami itu terasa siapa juga yang peduli cerita lu , ya kan? Nah saya pun mengurung niat saya yang awalnya menceritakan momen-momen saya menjadi cerita orang lain yang sedikit di miripkan dengan kejadian saya—yang pasti ceritanya fiksi. Tapi tidak semua alurnya mirip dengan saya, hanya momen-momen kecilnya. Sangat kecil. Bahkan lebih kecil daripada paus biru!
Tujuan saya membuat novel ini adalah pintu pembuka untuk karya novel saya yang selanjutnya. Jadi novel ini hanyalah hidangan pembuka. 5-10 tahun kemudian, barulah hidangan utama.
Tujuan mendalam dari novel ini adalah untuk meningkatkan rasa bersyukur dengan cara melihat berbagai sudut pandang dari setiap orang. Dari sudut pandang orang miskin sampai kaya, dari bodoh sampai pintar. Terkadang kamu kan merenung dan berkata aku pengen kaya dia, dia orang kaya, rumahnya besar, sedangkan aku? Sendal pun swallow saja. Murahan. Ga mewah. Bener kan? Tapi Setelah kamu membaca novel ini kamu saya harapkan tidak lagi berpikir demikian. Bersyukurlah. Apa yang kamu anggap istimewa tak se-istemewa itu.
Silahkan baca novel pertama saya, novel yang niatnya hanya 50% saja, tapi kualitasnya? Bagai menjadi pencicip di acara memasak. Silahkan makan hurufnya dengan berkunyah-kunyah, rasakan keseruannya dengan berapi-api, ciciplah plot yang tidak diduganya dengan bertanya-tanya, dan setelah itu beri penilaian kualitasnya dengan berpikir-pikir.
Titip sendal, sang penulis novel suramnya cahaya,
Rafa Ramadhan.
Komentar
Posting Komentar